Hiburan

Esports Bisa Tangkal Murid Bolos Sekolah

esports

Kegunaan Esports Bagi Pendidikan

Pola kehidupan masyarakat banyak mengalami perubahan sejak pandemi Covid-19 melanda. Dampak yang terasa begitu luas, tak mengenal batasan kelas sosial maupun ekonomi. 

Bahkan lingkup pendidikan tidak ketinggalan ikut terkena dampaknya. Kerumunan di gedung sekolah wajib dibatasi. Sistem belajar jarak jauh pun diterapkan, membuat staf pengajar serta murid-muridnya harus beradaptasi.

Kondisi penyebaran virus corona memang perlahan telah melambat dan menjadi endemi. Pihak pemerintah lantas mukai mengeluarkan izin untuk terciptanya kerumunan di tempat-tempat umum, seperti wilayah perkantoran, pasar, dan sekolah.

Hal demikian tentu mengembalikan pola pendidikan di sekolah formal seperti sedia kala, yakni belajar secara tatao muka. Namun kembali ke pola lama ternyata menimbulkan masalah tersendiri. 

Staf pengajar dan murid-murid terlihat lebih santai setelah beberapa tahun mengandalkan format pembelajaran online. Terkhusus murid-murid, cukup banyak peserta didik yang jadi malas masuk sekolah. Nilai serta prestasi akademis mereka akhirnya jadi menurun.

Ada sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pew Charitable Trusts. Penelitian tersebut dirilis “COVID Harmed Kids’ Mental Health—And Schools Are Feeling It” dan berisi solusi ampuh guna mengatasi permasalahan murid-murid yang malas masuk sekolah.

Isi penelitian awalnya mengungkap kasus di Amerika Serikat sana. Per bulan Maret 2022, ditemukan fakta kalau 1,1 juta staf pengajar Amerik Serikat minimal memiliki satu murid yang selalu bolos sekolah sepanjang tahun ajaran 2020-2021.

Kemalasan masuk sekolah yang terjadi harus segera cepat diatasi, sebelum larut menjadi kebiasaan mutlak. Solusi yang kemudian dimunculkan adalah lewat jalur esports.

Ranah esports jika dicampurkan ke urusan pendidikan diyakini dapat meningkatkan minat belajar siswa-siswi. Paling utama, banyak murid bisa tumbuh lagi semangatnya untuk masuk sekolah, alias tidak bolos-bolos melulu.

Pengembangan konsep esports dan pendidikan akademis haruslah digodok matang-matang. Kalau sistem penerapannya mantap, murid-murid dapat lebih termotivasi lagi dalam menjalani hari-hari bersekolah.

Paling umum yang bisa dirancang yakni menumbuhkan semangat para murid tentang cita-cita menjadi pro player esports suatu hari nanti. Namun esports masih punya banyak cabang lagi selain soal pro player. Masih ada beberapa jenis pilihan karier profesional yang ditekuni di ranah esports. Misalnya sebagai jurnalis, manajer tim, event organizer sampai modelling dengan tujuan jadi brand ambassador tim esports.

Demi mendukung kampanye program esports, pertama-pertama pihak sekolah bisa menghadirkan ekstrakulikuler esports. Penempatan ekskul esports harus dipandang sepadan dengan jenis-jenis ekskul lainnya. Dampak minimal yang terasa dari munculnya ekskul esports tentu makin membuat murid-murid aktif di luar jam belajar. Mungkin ada murid yang awalnya malas ikut ekskul apapun, mendadak berubah jadi rajin sejak diadakannya ekskul esports.

Guru di K-12 School, Amerika menunjukan siswa yang mengikuti kelas esports mengalami peningkatan soft skills semacam kerjasama tim, sikap yang adil, berpikir startegis dan jiwa kepemimpinan. Para murid juga lebih siap menjawab tantangan profesi esports yang beragam dan biasanya tidak diajarkan di sekolah pada umumnya.

Esports di Instansi Pendidikan Indonesia

Berkaca ke situasi Indonesia, esports bukan lagi barang baru bagi instansi pendidikan. Sejumlah sekolah telah berani mengikuti trend dengan mengadakan program ekstrakulikuler esports. Bahkan ada beberapa sekolah yang menghelat kompetisi esports level antarsekolah.

Kami mendapati ada satu sekolah di Indonesia yang tergolong cukup serius mengembangkan esports. Sekolah yang dimaksud bernama SMA 1 PSKD. Mereka dapat dibilang lebih dari serius mau mengembangkan esports di sekolah mereka. SMA 1 PSKD merupakan sekolah favorit di Jakarta Pusat untuk para pecinta esports. Bagaimana tidak, sekolah ini sudah berani maju secara serius mengembangkan esports sejak tahun ajaran 2016/17 lalu.

Pengembangan yang dilakukan bukan hanya lewat ekskul maupun lomba-lomba saja. SMA 1 PSKD bahkan turut merancang kurikulum tersendiri agar murid-murid yang tertarik di ranah esports makin memiliki skill hebat. Cabang esports yang diajarkan oleh SMA 1 PSKD lumayan beragam. Setidaknya ada tiga jenis game yang sudah kelihatan tajinya dari inovasi SMA 1 PSKD, yakni cabang game DOTA2, Vain Glory, dan League of Legends.

Tujuan pihak sekolah mengembangkan esports jelas untuk membantu menyiapkan masa depan para peserta didik. Sekolah berharap supaya setelah lulus dari SMA, murid-murid bisa bekerja dalam bidang eSports, bahkan mengharumkan nama bangsa. Namun yang kami tahu, semoga saja salah, baru SMA 1 PSKD saja yang melakukan demikian. Kami dapat memakluminya, sebab stigma esports masih begitu bertentangan dengan semangat akademis di Indonesia.

Esports identik dengan kegiatan main game. Sementara jika main game terus-terusan, akan membuat murid lupa waktu belajar dan nilai akademis perlahan memburuk.

Begitulah tantangan yang kurang lebih dihadapi esports kalau memang benar-benar mau masuk ke ranah pendidikan Indonesia. Mungkin dengan makin banyak kemunculan pro player lokal top yang berprestasi di kancah internasional, bakal menghapus stigma negatif tadi.

Most Popular

To Top
Verified by MonsterInsights