Terkini! Bacha Coffee yang sedang Hits 2024, Bahkan Sudah Buka di Jakarta!

Bacha Coffee, gerai kopi nyentrik dengan nuansa serba merah dan emas menyita perhatian saya seketika melewati The Shoppes, Marina Bay Sands, Singapura. Tambah membuat penasaran, adanya garis antrean yang cukup mengular di depan toko. Konon, kopi satu ini sedang hits di Singapura.

Tertulis pada pintu toko “Bacha Coffee 1910 Marrakech.” Sontak saya terkejut karena itu berarti gerai kopi ini sudah ada sejak 112 tahun yang lalu. Wah, pantas saja pelanggannya banyak.

Rupanya, mengutip situs resmi Bacha Coffee, kisah kopi legendaris ini bermula pada tahun 1910 di istana Dar el Bacha, Marrakech, Maroko. Jika mengingat sedikit ke belakang, maka sejarah kopi memang pertama kali menyebar luas di negara Arab dan sekitarnya termasuk Maroko.

Di istana megah ini menjadi tempat para budayawan dan politikus negara berdiskusi sambil menyesap “kopi Arab” alias arabika. Bahkan dalam situs tersebut tertulis bahwa penulis Colette, komposer Maurice Ravel, pembuat film Charlie Chaplin, Josephine Baker, presiden AS Franklin Roosevelt dan perdana menteri Inggris Winston Churchil merupakan beberapa tamu istimewa yang pernah mampir ke tempat ngopi legendaris ini.

Sayangnya, Perang Dunia ke-2 menghancurkan bangunan bersejarah yang menjadi lokasi gerai kopi ini. Setelah mati suri selama 60 tahun, barulah istana Dar el Bacha kembali dibangun dan memakan waktu hingga dua tahun.

Pada akhirnya, tahun 2017 Dar el Bacha kembali dibuka sebagai Museum of Cultural Confluences. Area teras istana dipugar dan menjadi lokasi Bacha Coffee Room & Boutique pertama. Hingga 2019 gerai kopi ini melebarkan sayap ke negara Eropa dan Asia, termasuk yang di Singapura.

Menyesap secangkir kopi kebangkitan Maroko

Belum lengkap rasanya, usai mengetahui sejarah panjang tempat ngopi ini tetapi belum mencicipi langsung racikan kopinya. Bacha Coffee menghadirkan beragam varian kopi paling terkenal dari 30 negara di dunia. Mereka juga mengeklaim hanya menggunakan 100 persen biji kopi arabika.

Memang, begitu memasuki toko kopi yang nyentrik dengan interior ala Maroko ini kamu bisa melihat jajaran kaleng kopi dengan puluhan variasi. Ada Brasil, Costa Rica, India, Meksiko, Panama, Australia, Peru, Haiti, Liberia, Nigeria, Zimbabwe, Laos hingga tentunya Indonesia.

Namun, kalau kamu bingung atau pusing memilih kopi yang mana, mereka juga menyediakan pilihan menu favorit. Mulai dari kopi dengan profil umum yang menjadi andalan. Akhirnya saya memutuskan, memesan kopi manual Naranjo Mountain. Hasil rekomendasi salah seorang pramusaji, lantaran saya menginginkan kopi dengan body medium.

Tak lupa, saya memesan pistachio croissant yang juga menjadi camilan pendamping favorit pelanggan Bacha Coffee. Selain croissant, adapula pilihan kue lain seperti muffin, roti, nougat sampai aneka cookies.

Usai menunggu sekitar 10 menit alarm di tangan berbunyi, pertanda minuman dan makanan yang saya pesan telah siap diambil. Wah! Packaging dari sajian kopi seharga 8 dolar Singapura (Rp 88 ribu) ini pun tampak ekstra.
Beralaskan kotak dengan desain estetik, kopinya tak hanya disajikan begitu saja. Melainkan ada tambahan segelas kecil whiped cream, sendok kayu, tisu, sebatang rock candy serta sedotan kaca. Bak minum kopi lengkap dengan pemanis hingga dessert.

Sementara croissant-nya yang dibanderol 3,5 dolar Singapura (Rp 37 ribu) juga dibungkus dalam kantung kertas yang mudah dijinjing karena dilengkapi tali.

 Aroma dan Ras Khas Bacha Coffee

Saatnya mencoba. Begitu membuka tutup gelas, aroma tobako langsung menguar, namun saat menyesap, justru cita rasa kacang-kacangan yang mendominasi. Intensitas kopi yang sedang membuat minuman ini jadi tak terlalu terasa pahit. Kentalnya pun pas.

Penasaran ingin mencoba mencampurkan rock candy, saya memasukkan setengah batang. Uniknya, manis gula ini tidak berlebihan dan justru menambah rasa masam bak buah-buahan.
Untuk menetralkan kuat rasa kopi, sesekali saya menikmati whiped cream dengan manis lembut, yang juga bisa kamu campurkan dalam kopi bila ingin.

Sambil menikmati kopi di taman sekitaran Marina Bay Sands, saya juga mencoba pistachio croissant yang renyah di luar dan lembut di dalam. Pastry ini juga harum butter nan khas dengan manis pas.

Nikmat sekali pengalaman ngopi saya kali ini di Negara Singa. Saya bisa menikmati suasana Singapura yang tak terlalu terik hari itu, sambil menyesap secangkir kopi segar dan camilan. Kalau kamu ada kesempatan ke Singapura, saya rekomendasikan untuk mencoba kopi kebangkitan dari Maroko ini. Selamat mencoba!

BACA JUGA : POTRET! 5 KEINDAHAN ALAM PAPUA YANG BISA MANJAKAN MATA