Mobil Listrik Mercedes Benz Kalahkan Tesla

Mobil Listrik Terjauh di Dunia

 

Teknologi mobil listrik terus mengalami perkembangan pesat. Baru-baru ini bahkan muncul mobil listrik dengan durabilitas jarak tempuh mengesankan untuk sekali pengecasan, yakni mencapai 1.000 kilometer.

 

Mobil listrik yang dimaksud merupakan keluaran produsen asal Jerman, Mercedes-Benz. Mereka berhasil menciptakan Mercedes-Benz Vision EQXX yang disebut-sebut sebagai mobil listrik dengan jarak tempuh terjauh di dunia.

 

Melalui sebuah uji coba, Mercedes-Benz Vision EQXX dibawa melaju dari kawasan Stuttgart, Jerman, menuju ke daerah Silverstone, Inggris. Mobil dalam keadaan baterai penuh ketika berangkat, dan baru berhenti mengisi daya setelah menempuh jarak 1.200 kilometer.

 

Pencapaian Mercedes-Benz Vision EQXX jelas unggul jauh ketimbang produk unggulan dari brand-brand lainnya, seperti Tesla Model S dan Lucid Motors. Kedua jenis mobil listrik tersebut cuma bisa menempuh jarak masing-masing 643 km untuk Tesla Model S, serta 836 km untuk Lucid Motors.

 

Padahal sebelum Mercedes-Benz Vision EQXX rilis, Tesla Model S dan Lucid Motors sungguh menguasai pasar. Bahkan keduanya menjadi mobil dengan jarak tempuh terjauh di dunia, tapi kini sudah kalah telak.

 

Tak heran jika para sales mobil mulai menempatkan Mercedes-Benz Vision EQXX di deretan paling depan untuk ditawarkan ke konsumen mobil listrik. Keunggulan daya tahan yang memukau dari Mercedes-Benz Vision EQXX, diyakini membuat banyak orang tak ragu untuk membelinya sekaligus beralih ke mobil listrik.

 

Kala proses pembuatan Mercedes-Benz Vision EQXX, pihak Mercedes-Benz begiu memperhatikan sisi Vision EQXX. Mereka merancang agar part tersebut dapat berfungsi seringan mungkin, sehingga aerodinamisnya kian tinggi.

 

Hasil racikan desain pada mobil listrik garapan Mercedes-Benz pun menemui kesuksesan besar. Bobot mobil jadi makin enteng, hambatan udaranya juga kian kecil.

 

Tak hanya itu, Mercedes turut memproduksi secara serius baterai khusus yang sanggup menunjang kehebatan part Vision EQXX tadi. Baterai dibuat dengan kapasitas 100 kWh, kurang lebih sama seperti baterai pada sedan mewah EQS, tapi memiliki bobot yang lebih ringan.

 

Berbekal segala kehebatan Vision EQXX, Mercedes Benz lantas menjamin kalau pengguna mobil listrik bisa makin efisien soal waktu pengisian daya. Jika konsumen tidak memiliki banyak waktu, cukup isi baterai sampai 15 %, dan mobil bisa melaju hingga jarak 140 km.

 

Baterai mobil Mercedez Benz Vision EQXX memang begitu hemat. Konsumsi daya baterai rata-rata berada di rekor terendah, yakni 8,7 kWh per 100 km.

 

Bagi kalian konsumen yang mengincar mobil listrik Mercedes Benz Vision EQXX, kalian masih harus bersabar. Mercedes Benz belum benar-benar merilisnya ke pasaran.

 

Mobil listrik Vision EQXX sejauh ini masih dalam tahap lulus uji coba. Mercedes Benz kabarnya hendak menyempurnakan lagi seri Vision EQXX, agar ketika dilepas ke pasaran benar-benar nyaman untuk digunakan sebagai alat transportasi sehari-hari.

 

Gebrakan dari Tesla

 

Mercedes Benz boleh saja merancang mobil listrik dengan jarak tempuh terjauh di dunia. Namun kalau untuk urusan penguasa pasar mobil listrik, orang-orang masih mengenal Tesla sebagai rajanya.

 

Tesla pun tak mau ketinggalan menghadirkan inovasi. Mereka berniat meningkatkan kuantitas produksi mereka untuk produk mobil listrik.

 

Tesla sadar peminat mobil listrik di era sekarang jumlahnya semakin banyak. Maka dari itu, mereka hendak memenuhi meningkatnya kebutuhan pasar dengan produk-produk berkualitas keluaran mereka.

 

Sejak tahun 2008 hingga Q2 2022, Tesla telah memproduksi sekitar 3 juta unit mobil listrik. Pada tahun akhir tahun 2022 mendatang, Tesla memasang target untuk menaikan produksi mencapai 50 persen, atau 1,5 juta mobil listrik

 

“Kami bertujuan untuk mencapai tingkat pengoperasian 2 juta kendaraan pada akhir tahun,” kata CEO Tesla, Elon Musk.

 

“Berkat kerja keras tim Tesla, kami telah dapat mencapai tingkat pengoperasian tahunan 1,5 juta unit. Dan tergantung pada bagaimana sisa tahun ini berjalan, saya pikir kita mungkin mendekati, atau akan mendapatkan kira-kira pada angka 1,5 juta, dan akan keluar tahun ini dengan run-rate 2 juta unit,” lanjut Musk.

 

Selain soal jumlah produksi, Tesla juga menghadirkan inovasi lewat seri baru. Tesla diketahui sedang gencar-gencarnya mempromosikan seri Tesla Cybertruck.

 

Respon awal dari konsum mengenai Tesla Cybertruck sangatlah baik. Jumlah pesanan yang masuk begitu banyak menghampiri meja kerja sales Tesla.

 

Namun belakangan terungkap kalau distribusi dan produksi Tesla Cybertruck mengalami sedikit kendala. Elon Musk bersabda bahwa ke depannya harga dan spesifikasi Tesla Cybertruck akan mengalami perubahan.

 

Kebijakan dmeikian terpaksa diambil lantaran kondisi perekonomian Amerika Serikat yang kini sedang memburuk. Demi menjaga keseimbangan bisnis, Musk pun mau tidak mau melakukan beberapa adaptasi.

 

“Saya tidak suka memberikan berita buruk. Spesifikasi dan harga Tesla Cybertruck akan berbeda. Saya pikir tidak ada cara untuk mengantisipasi inflasi yang terjadi saat ini,” ujarnya.

 

Desain Tesla Cybertruck dilengkap oleh alat kemudi yang berbentuk mirip alat kemudi pesawat terbang. Para pecinta mobil listrik Tesla sebenarnya sudah akrab dengan alat kemudi macam itu dan sering menyebutnya menggunakan istilah Yoke.

 

Yoke sendiri turut dipakai dalam seri Tesla Model S Plaid dan Tesla Model X Plaid. Meskipun Yoke banyak menimbulkan kontroversi, Tesla tetap berani memakainya ketika merancang Tesla Cybertruck.

 

Bagian yang unik dari Tesla Cybertruck lainnya adalah hadirnya emergency stop button di palang kemudi. Diduga tombol itu akan berguna jika mobil yang bisa berjalan otonom harus segera dihentikan jika berada dalam kondisi membahayakan.