Arsip Tag: Pakaian Adat

Mengenal Baju Adat Papua: Ciri Khas, Fungsi dan Jenisnya!

Baju adat tradisional Papua masih dilestarikan sampai sekarang, cek jenis-jenis, ciri khas, dan fungsinya dibawah ini.

Indonesia adalah Negara besar dengan tingkat Keberagaman yang tinggi, hal ini terlihat dari budaya yang ada.

Berbeda wilayah, maka akan berbeda pula Budayanya. Setiap daerah Mempunyai ciri khas dan Karakter budaya yang unik, seperti alat musik, Bangunan, dan pakaian adat.

Di wilayah bagian timur, pakaian adat masih dilestarikan sampai Sekarang. Karakteristik iklim dan wilayah tentu saja menjadi Landasan utama dalam Membentuk pakaian. Bahkan, Papua Mempunyai pakaian adat yang beragam.

Jangan salah, ia Memiliki makna Filosofis dan makna sejarah yang Mendalam. Nilai-nilai inilah yang Menjadikan pakaian adat Papua begitu khas. Agar tidak salah Mengartikan, yuk kita Pelajari dulu tentang baju adat Tradisional Papua!

Baju Adat Tradisional Papua

Papua adalah salah satu pulau besar di Indonesia. Kondisi geologi Pulau Papua yang berupa lembah dengan banyak tebing terjal Mengisolasi berbagai suku dan Mendorong Keanekaragaman budaya.

Hal ini pula yang Menyebabkan pakaian adat Papua mempunyai banyak Jenisnya. Baju adat tradisional Papua antara lain adalah Baju Adat Yokal, Baju Sali, Koteka, Baju Kurung serta Rok Rumbai, dan Baju Kain Rumput. Setiap pakaian adat Mempunyai ciri dan Keunikan Tersendiri.

Selain kelima pakaian adat, Suku-suku di wilayah Papua juga Mengenakan puluhan, bahkan ratusan jenis pakaian adat yang Berbeda-beda. 5 jenis baju adat Papua yang Tercantum di bawah ini merupakan busana paling populer.

Jenis-Jenis Baju Adat Irian Jaya

Setiap baju adat Tradisional Papua Mempunyai sejarah uniknya Masing-masing yang akan kami bahas secara singkat di bawah ini.

1. Pakaian adat Yokal

Baju adat Yokal terdiri dari jalinan kulit pohon yang dililitkan di sekujur tubuh sebagai tanda bahwa Penggunanya adalah, wanita yang sudah menikah. Warna pakaian ini umumnya coklat tanah.

Travela, Pakaian adat Yokal banyak dikenakan oleh Masyarakat suku di Papua Barat. Baju adat Tradisional Papua ini Sebelumnya hanya Dikenakan pada saat ritual upacara.

Awalnya, hanya wanita yang sudah menikah yang Mengenakan baju Yokal pada Pertemuan adat.

2. Koteka

Travela, Koteka secara harfiah berarti “Pakaian”. Koteka dikenal sebagai horim atau bobbe. Bentuknya panjang seperti Selongsong, dengan ujung meruncing menyerupai kerucut atau batang wortel. Koteka Diakhiri dengan bulu ayam hutan atau bulu burung. Baju adat Tradisional Papua ini sudah dipakai selama ribuan tahun.

Masyarakat purba yang tinggal di daerah Perbukitan Papua tengah sudah lama Mengenakan pakaian adat Berbahan dasar kulit labu kuning yang bijinya dikumpulkan dan Dikeringkan, hingga Mengeras sebelum diikat Sedemikian rupa, Sehingga membentuk bentuk Melengkung panjang.

Setiap suku Mempunyai gaya koteka yang unik. Suku Dani Misalnya Menggunakan koteka yang lebih kecil, Sedangkan suku Yali Menggunakan koteka yang lebih panjang.

3. Baju Kurung dan Rok Rumbai

Pakaian karung dan rok rumbai Biasanya dipadukan dengan Perlengkapan lain untuk Menciptakan Tampilan yang lebih serasi. Ada gelang dan kalung yang terbuat dari biji keras, serta ikat kepala dari bulu burung.

Travela, Baju kurung dan rok rumbai Merupakan pakaian adat khas wanita Papua yang kini biasa Dikenakan pada festival dan acara Kebudayaan.  Awalnya, baju adat Tradisional Papua tidak hanya digunakan untuk Acara-acara adat. Banyak suku di Papua yang memakai baju ini sebagai bagian dari pakaian adatnya.

4. Pakaian Sali

Sali adalah anyaman yang dililitkan pada tubuh untuk Menandakan bahwa Penggunanya masih belum menikah. Warna baju sali lebih cerah Dibandingkan dengan pakaian yokal.

Wanita lajang di suku Biak, Nafri, dan Sentani kerap Mengenakan pakaian Sali. Pakaian Sali secara Tradisional digunakan untuk Membedakan antara wanita lajang dan wanita yang sudah menikah.

Baju adat Tradisional Papua ini masih dipakai untuk aktivitas sehari-hari. Menurut hukum adat, Perempuan yang sudah menikah tidak Diperbolehkan Mengenakan pakaian Sali.

5. Baju Kain Rumput

Secara Historis, pakaian kain rumput digunakan di Papua karena Melimpahnya sumber daya tanaman sagu. Pucuk daun sagu kering Dimanfaatkan sebagai pakaian oleh banyak masyarakat di Papua, selain sebagai bahan makanan.

Ciri Khas dan Karakteristik Baju Adat

Masing-masing baju adat Tradisional Papua yang Tercantum di atas Memiliki corak dan Kualitas tersendiri. Koteka, Misalnya, menutup alat kelamin Penduduk pria Papua dan membiarkan bagian tubuh lainnya terbuka, nyaris Telanjang.

Baju Adat Koteka adalah jenis pakaian adat Papua yang paling populer dan sudah Mendunia. Sedangkan Baju Kurung dipengaruhi oleh Peradaban selain Papua dan biasa Dikenakan oleh para wanita di Manokwari.

Perempuan dalam Kelompok masyarakat adat Papua biasanya memakai hiasan tambahan saat Mengenakan baju adat tradisional Papua ini. Hiasan rumbai bulu Melingkari pinggang, lengan, dan leher.

Pakaian adat Yokal dibedakan dari warna coklat kemerahan yang unik, bisa Ditemukan di seluruh Pedalaman Papua. Pakaian ini dianggap mewakili Kedekatan Masyarakat Papua dengan alam.

Ciri khas utama pakaian kain rumput adalah Bentuknya yang Berumbai, yang bisa digunakan sebagai bawahan atau rok. Wanita Mengenakan pakaian kain rumput sebagai bawahan.

Apa Fungsi Dari Baju Adat?

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, selain memiliki ciri khas, baju adat Tradisional Papua Mempunyai tujuan tertentu.

Baju Adat Koteka, misalnya, memiliki tujuan utama untuk menutupi alat kelamin pria dewasa. Pakaian Yokal dan Sali adalah contoh pakaian adat yang bisa digunakan untuk menunjukkan status perkawinan seorang wanita.

Selain itu, pakaian adat seperti baju kurung dan rok rumbai dikenakan pada pesta adat setempat dan perayaan. Bracket dan rok rumbai akhir-akhir ini dijadikan kostum foto prewedding untuk menunjukkan apresiasi terhadap keberagaman budaya nusantara.

Berikut penjelasan singkat mengenai ciri-ciri, fungsi, dan sejarah berbagai jenis pakaian adat Papua.

Bahan Baju Adat Asal Papua

Jadi, Baju Koteka terbuat dari kulit labu air yang sudah dibuang biji dan buahnya. Pakaian Sali dan Yokal terbuat dari kulit pohon atau daun sagu yang dikeringkan.

Salah satu syaratnya adalah kulit pohon harus berwarna coklat. Sedangkan pakaian dibuat dari rumput daun sagu yang dikeringkan. Daun sagu yang dijadikan bahan harus dikonsumsi pada saat permukaan air laut sedang tinggi. Daun sagu dikeringkan dan direndam sebelum ditenun.

Jadi kesimpulannya, pakaian adat Papua dikenakan pada saat upacara adat, kehidupan sehari-hari, festival, dan untuk merayakan keragaman budaya nusantara.

Jika Travela penasaran dan ingin ikut melestarikan budaya tradisional dengan mengenakan baju adat tradisional Papua, bisa melakukannya di sejumlah tempat wisata di Papua.

BACA JUGA : TERAPKAN 5 LANGKAH AWAL UNTUK PEMBISNIS MUDA AGAR SUKSES